PENDIDIKAN KEARIFAN LOKAL UNTUK ANAK USIA DINI MELALUI TARI RANUP LAMPUAN PADA ANAK DI TKIT ATHFAL AL QUR’ANIYYAH KOTA BANDA ACEH

  • Fitriani Fitriani STKIP Bina Bangsa Getsempena
Keywords: Keywords: Traditional Education, Ranup Lampuan Dance

Abstract

Ranub Lampuan dance is danced in groups by 7 female dancers consisting of 1 queen and 6 maids (regular dancers). Ranub Lampu dance is danced to honor and officially welcome guests. The work of the Ranub Lampu dance art created by Yuslizar by observing social phenomena and the behavior of the Acehnese people is the basis for his work. The choreography of the Ranub Lampuan dance tells about Acehnese girls serving betel to the guests who come and the movement tells of the process of picking, wrapping, putting betel leaves into Puan, to serving betel to guests who come. This research uses qualitative research by using field research method (field research). The results of the research show that Local Wisdom Education for Early Childhoods through Ranup Lampuan Dance in Children at Tkit Athfal Al Qur'aniyyah Banda Aceh City is quite good with the number of children in dance training process for 14 children in 2 dance groups tested at 1 school in July 2020. an overview of the results of education. Local wisdom can be carried out well through the Ranup Lampuan dance. It can be seen from the way children move in layers according to the next one movement stage by following the rhythm of the Ranup Lampuan music, by being able to remember the arrangement of floor patterns in the Ranup Lampuan dance.

Abstrak

Tari Ranub Lampuan ditarikan secara berkelompok oleh 7 orang penari wanita yang terdiri dari 1 orang Ratu dan 6 dayang (penari biasa). Tari Ranub Lampuan ditarikan untuk penghormatan dan penyambutan tamu secara resmi. Hasil karya seni tari Ranub Lampuan yang diciptakan oleh Yuslizar dengan mengamati fenomena sosial dan tingkah laku masyarakat Aceh menjadi dasar pijakan dalam karyanya. Secara koreografi tari Ranub Lampuan menceritakan tentang gadis-gadis Aceh menghidangkan sirih kepada tamu yang datang dan geraknya menceritakan proses memetik, membungkus, meletakkan daun sirih ke dalam Puan, sampai menyuguhkan sirih kepada tamu yang datang. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan mumasatkan pada metode fieldreseacrh (riset lapangan),Hasil peneliti menunjukan bahwa Pendidikan Kearifan Lokal Untuk Anak Usia Dini Melalui Tari Ranup Lampuan Pada Anak Di Di Tkit Athfal Al Qur’aniyyah Kota Banda Aceh sudah sangat baik dengan melihat anak mampu bergerak dengan melihat dari daya ingat anak ketika menghafal bentuk gerakan tari yang mengikutin proses dalam latihannya dengan jumlah anak dalam proses latihan tari 14 anak dalam 2 kelompok tari yang di uji pada 1 sekolah pada bulan juli 2020. gambaran hasilnya pendididkan. Kearifan lokalnya dapat dilaksanakan dengan baik melalui tari ranup lampuan ini terlihat dari cara anak bergerak bersusun sesuai tahap gerak satu gerak selanjutnya  dengan mengikuti irama musik ranup lampuan, dengan mampu mengingat susunan pola lantai dalam tarian ranup lampuan.

Kata Kunci:  Pendidikan Kearifan Lokal, Ranup Lampuan

References

Adshead, Janet. (1988). Dance Analysis Theory and Practice. London: Dance Books Ltd.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Pranada Media Grup.

Burhan. (1988). Adat dan Budaya Aceh Derah TK. II Aceh Barat. Pekan Kebudayaan Aceh: Banda Aceh.

Cahyono, Agus. (2006). Seni Pertunjukan Arah-arakan dalam. Upacara Tradisional Dughderan di Kota Semarang. Jurnal Harmonia Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Volume V11, Nomor 1. Hal. 239-247.

Dewi, Y. A. S. (2017). Korelasi Efektivitas Komunikasi dan Latar Belakang Etnis/Suku

Orangtua Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di Raudlatul Athfal Kabupaten `Pasuruan. SELING: Jurnal Program Studi PGRA, 3(1).

Dwidjowinito, Wahyudi. (1990). Tari Ngremo Gaya Surabaya. Surabaya: University Press IKIP Surabaya.

Hadi, Amirul. (2010). Aceh Sejarah, Budaya, dan Tradisi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.

Hadi, Sumandiyo. (2006). Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Buku Pustaka.

Hadi, Sumandiyo. (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka.

Indrayuda. (2013). Tari sebagai Budaya dan Pengetahuan. Padang: UNP Press.

Indriyanto. (2008). Analisis Tari. Semarang: Unnes.

Ismail, Noerhayati. (1991). Antropologi Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jakfar, Puteh. (2012). Sistem Sosial Budaya dan Adat Masyarakat Aceh. Banda Aceh: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggro Aceh Darussalam.

Jazuli, Muhammad. (2001). Paradigma Seni Pertunjukkan. Yogyakarta: Yayasan Lentera Budaya.

Jazuli, Muhammad. (2008). Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: Unesa University Press.

Jazuli, Muhammad. (2008). Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni Tari. Semarang: Unnes Press.

Jazuli, Muhammad. (2014). Sosiologi Seni Edisi 2 Pengantar dan Model Studi Seni. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Komarudin. (2000). Kamus Istilah Karya Ilmiah. Jakarta: Sinar Harapan.

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusnadi. (2009). Penunjang Pembelajaran Seni Tari Untuk SMP dan MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Muhammad. (2010). Bunga Rampai Budaya, Sosial dan Keislaman. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Murtala. (2009). Tari Aceh Yuslizar & Kreasi Yang Mentradisi. Banda Aceh : No Government Individual.

Rohidi, Tjejep Rohendi. (2011). Metodologi Penelitian Seni.Semarang : Cipta Prima Nusantara.

Sari, Intan Kemala. (2018). Students’ Critical View about Data: Study about PISA level in Aceh. Proceeding in The Six South East Asia Design/Development Research (SEA-DR) Conference 2018, pp. 391-398. Banda Aceh: Syiah Kuala University.

Sedyawati, Edi. (2007). Indonesia dalam Budaya. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Setyantoro, Agung Suryo. (2007). Ranub Pada Masyarakat Aceh. Banda Aceh : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Smith, Jaqueline. (1985). Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis bagi Guru (terj. Ben Soeharto). Yogjakarta: IKALASTI.

Soekanto, Soerjono. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto, B. (1987). Pengamatan Tari Gambyang Melalui Pendekatan Berlapis Ganda. Yogyakarta: Ikalasti.

Syamsuddin, T. (1977). Adat Istiadat Propinsi Daerah Propinsi di Aceh. Banda Aceh : Proyek penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.

Wibowo, Budi Agus. (2009). Kompilasi Sejarah dan Budaya Aceh: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggro Aceh Darussalam.

Wati, Desi Pelita. (2014). Bentuk Tari Bekhu Dihe pada Masyarakat Alas Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal Gesture. Diperoleh dari http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle=257681 (pada tanggal 24 Maret 2016 pada pukul 10:40 WIB).

Yeniningsih, Taat Kurnita. (2007). Nilai- Nilai Budaya dalam Kesenian Tutor Pmtoh. Jurnal Harmonia Pengetahuan dan Pemikiran Seni.Volume VIII No.2 Mei-Agustus diperoleh dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=135841&val=5651 (pada tanggal 23 Maret 2016 pada pukul 10:40 WIB).

Zuriana, Cut. (2011). “Makna Ragam Gerak Tari Ranub Lampuan”. Jurnal Mentari.Vol.14 No 1. Diperoleh dari http://ejournal.unmuha.ac.id/index.php/mentari/article/view/73 (pada tanggal 23 Maret 2016 pada pukul 10:40 WIB).

Article Metrics
Abstract views: 493
pdf downloads: 559
Published
2020-09-16
How to Cite
Fitriani, F. (2020). PENDIDIKAN KEARIFAN LOKAL UNTUK ANAK USIA DINI MELALUI TARI RANUP LAMPUAN PADA ANAK DI TKIT ATHFAL AL QUR’ANIYYAH KOTA BANDA ACEH. Jurnal Buah Hati , 7(2), 152-168. https://doi.org/10.46244/buahhati.v7i2.1182
Section
Articles