MAKNA SIMBOLIK “PUNAKAWAN PEWAYANGAN JAWA”
(Kajian Pencitraan Nilai dalam Pendidikan Karakter pada Mata Kuliah Budi Pekerti pada Prodi PGPAUD di STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya)
Abstract
This study aims to examine the imaging of punakawan figures in Javanese puppetry in order to increase the values in the character education of students in the world of education through symbolic meaning, especially in early childhood, namely the PGPAUD Study Program at STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya. This research was conducted because the authors see that education quality is increasingly declining today. This proves that education without character and character has been considered a failure to educate the children of the nation, especially in preserving Javanese culture through wayang. Many school children and students are clever in answering exam questions, intelligent, but mentally weak, timid, and behavior is not commendable and commits prohibited acts. With the theory of images and symbols in the puppet writer's analysis to analyze the image of clowns. The Punakawan is a symbol of the imaging of values in Javanese puppetry which is transferred to knowledgekan in early childhood. This understanding is carried out as a provision of understanding on the cultivation of character in life. Cultural and national character education is very intensively carried out in the world of education because it aims to prepare students to become better citizens, namely citizens who have the ability, willingness, and apply the values of Pancasila in their lives as Indonesian citizens starting from early childhood. This study uses interpretive descriptive methods and literature using image theory and symbols in wayang. The research used in this study also aims to understand what phenomena are experienced by the research subjects. Through this research, descriptive data collected is in the form of words and symbols. In this study, early childhood or humans play an important role as an instrument. The instrument is a primary data collection tool in the form of observations, interviews, or a review of documents. The results of this study can be formulated that the image of punakawan figures in Javanese puppet shows a symbolic meaning, namely punakawan in Javanese puppets as pandawa servants who have exemplary attitudes (honesty, justice, not easy to give up / despair, and a high sense of nationalism) that is very necessary and implied into the value of character education. Character education in character education courses for students especially PGPAUD STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya study program students so that they can produce a nation of good quality in terms of intellectual, personality and character in the future.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pencitraan pada tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa guna meningkatkan nilai-nilai dalam pendidikan karakter peserta didik di dunia pendidikan melalui makna simbolik khususnya pada anak usia dini yakni pada Prodi PGPAUD di STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya. Penelitian ini dilakukan karena penulis melihat pendidikan yang kualitasnya semakin menurun dewasa ini. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan tanpa karakter dan budi pekerti telah di anggap gagal mendidik anak bangsa khususnya dalam melestarikan budaya Jawa melalui pewayangan. Banyak anak sekolah dan peserta didik yang pandai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah, penakut, dan perilakunya tidak terpuji serta melakukan perbuatan terlarang. Dengan adanya teori citra dan simbol dalam pewayangan penulis melakukan analisis untuk mengkaji citra punakawan. Punakawan tersebut merupakan simbol dari pencitraan nilai dalam pewayangan Jawa yang di transfer knowledgekan pada anak usia dini. Pemahaman ini dilakukan sebagai bekal pemahaman pada penanaman budi pekerti dalam kehidupan. Pendidikan budaya dan karakter bangsa sangat gencar dilaksanakan di dunia pendidikan karena bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara Indonesia yang dimulai dari anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif interpretatif dan kepustakaan dengan menggunakan teori citra dan simbol pada pewayangan. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini juga bertujuan untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian. Melalui penelitian ini, deskriptif data yang dikumpulkan yaitu berupa kata-kata dan simbol. Dalam penelitian ini, anak usia dini ataupun manusia berperan penting sebagai instrument. Instrumen tersebut menjadi alat pengumpul data utama yang berupa pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Hasil dari penelitian ini dapat dirumuskan bahwa citra tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa didapatkan makna simbolik, yakni punakawan dalam pewayangan Jawa sebagai para abdi pandawa yang mempunyai keteladanan sikap (kejujuran, keadilan, tidak mudah menyerah/berputus asa, dan rasa nasionalisme yang tinggi) yang sangat diperlukan dan diimplikasikan kedalam nilai pendidikan karakter. Pendidikan karakter pada mata kuliah pendidikan budi pekerti untuk mahasiswa khususnya mahasiswa prodi PGPAUD STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya sehingga bisa mencetak generasi bangsa yang berkualitas baik dalam segi intelektual, kepribadian dan karakter di masa depan.
Kata Kunci: Makna simbolik, Punakawan pewayangan jawa, Kajian pencitraan nilai, Pendidikan karakter
References
Almerico, G.M. (2014). Building Character through Literacy with Children’s Literature. Research in Higher Education Journal 26(1). pp. 1-13.
Aryandini, S. W. (2000). Citra Bima Dalam Kebudayaan Jawa. Jakarta: UI-Press.
Byrum, J. L., Jarell, R., Munoz., & Bastom, M. (1992). The perceptions of teachers and administrators on the impact of the lesson study initiative, Louisville. KY: Jefferson County Public Schools. (ERIC Document Reproduction Service No. ED 467761).
Bogdan, B., Pervin, L. A., & John, O. P. (1997). Personality: Theory and Research (7th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc.
Crosby., & Catherine. (2011). Lesson Study, Step by Step: How Teacher Learning Communicates Improve Instruction. HEINEMANN. Portsmouth. NH.
Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Budi Pekerti. Jakarta: Puskur.
Depdiknas. (2001). Pedoman Pengintegrasian Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Groenendael., & Victoria M.C.V. (1987). Dalang di Balik Wayang. Jakarta: Pustaka Umum Grafiti.
Hazeu, G.A.J. (1979). Kawruh Asalipun Ringgit Sastra Gegapokipin Kaliyan Agami Ing Jaman Kina. (Dialih bahasa oleh Hardjana H.P dan dialih aksara oleh Sumarsana). Jakarta Departemen Pendidikan oleh Kebudayaan Penelitian Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa–Pedoman Sekolah. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan.
Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
_____________ . (2000). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
_____________ . (2002). Pengantar Ilmu Antropolog. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyana, R. (2004). Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Mulyono, S. (1978). Apa dan Siapa Semar. Jakarta:Gunung Agung.
___________ . (1989). Simbolisme dan Mistikisme Dalam Wayang. Jakarta: CV Haji Masagung.
___________. (1987). Triparma, Watak Satria dan Sastra Jendra, cet 2. Jakarta: Gunung Agung.
Mustafa, K. (2009). Kitab Suci Guru: Motivasi Pembakar Semangat Guru. Yogyakarta: Araska.
Moleoung., Miles., Mathew, B., Huberman, A. Michael, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. Thousand Oaks: SAGE Publication, Inc.
Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta.
Podhorsky, C., & Moore, V. (2006). Issues in Curriculum: Improving Instructional Practice through Lesson Study.
Pusat Kurikulum. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Budi Pekerti. Jakarta: Depdiknas.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif; dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suwaji, B., Siswoyo, D., Sulistyono, T., Dardiri, A., Rohman, A., Hendrowibowo, L., & Sidharto, S. (2002). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Youpika, F. & Zuchdi, D. (2016). Nilai Pendidikan Karakter Cerita Rakyat dari Suku Pasemah Bengkulu dan Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra. Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 6(1).
pdf downloads: 410