Jurnal Tunas Bangsa https://ejournal.bbg.ac.id/tunasbangsa <p>Jurnal Tunas Bangsa merupakan jurnal ilmiah hasil penelitian dibidang ilmu pendidikan sekolah dasar yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Universitas Bina Bangsa Getsempena. Jurnal ini terakreditasi Sinta 4 Nomor 164/E/KPT/2021, tanggal 27 Desember 2021 dan terbit dua kali dalam setahun yaitu Februari dan Agustus. Bidang fokus dalam penerbitan artikel terdiri dari Pendidikan dan pembelajaran, strategi belajar mengajar, media pembelajaran, dan penelitian tentang Pendidikan sekolah dasar lainnya.</p> <p>p-ISSN: 2355-0066; e-ISSN: 2502-681X</p> Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar en-US Jurnal Tunas Bangsa 2355-0066 EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PERKALIAN DESIMAL PADA SISWA KELAS V SDN 58 BANDA ACEH https://ejournal.bbg.ac.id/tunasbangsa/article/view/3350 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model Problem-Based Learning (PBL) dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi perkalian desimal. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 58 Banda Aceh, khususnya dalam memahami konsep perkalian desimal yang selama ini diajarkan secara konvensional dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan desain <em>one-shot case study</em>, di mana siswa diberikan perlakuan melalui pembelajaran berbasis PBL dan kemudian diuji menggunakan post-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa data post-test tidak berdistribusi normal, sehingga dilakukan uji Wilcoxon Signed-Rank. Nilai signifikansi p = 0.001 &lt; 0.05 menunjukkan bahwa model PBL efektif dalam meningkatkan pemahaman perkalian desimal siswa. Pembelajaran melalui PBL mampu menciptakan proses belajar yang lebih kontekstual, aktif, dan bermakna sehingga siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami konsep secara mendalam. Penelitian ini merekomendasikan penerapan PBL dalam pembelajaran matematika untuk mendorong keterlibatan siswa dan meningkatkan hasil belajar secara signifikan.<br><br><br><em><strong>Abstract</strong></em><br><em>This study aims to determine the effectiveness of the Problem-Based Learning (PBL) model in improving students’ understanding of decimal multiplication. The background of the research stems from the low learning outcomes of fifth-grade students at SDN 58 Banda Aceh, particularly in mastering decimal multiplication, which has been traditionally taught using conventional methods that lack student engagement. This study employed a pre-experimental method with a one-shot case study design, in which students received instruction through PBL and were then assessed using a post-test. The analysis showed that the post-test data were not normally distributed; therefore, the Wilcoxon Signed-Rank Test was used. The test result yielded a significance value of p = 0.001 &lt; 0.05, indicating that the PBL model was effective in enhancing students' understanding of decimal multiplication. PBL fostered a contextual, active, and meaningful learning process, enabling students not only to memorize procedures but also to deeply comprehend mathematical concepts. The study recommends the implementation of PBL in mathematics instruction to promote student engagement and significantly improve learning outcomes</em>.</p> Tria Marvida Rahmat Fitra Raziska Ibrahimi Helminsyah Helminsyah Copyright (c) 2025 Jurnal Tunas Bangsa 2025-08-11 2025-08-11 12 2 75 86 10.46244/tunasbangsa.v12i2.3350 PROBLEMATIKA GURU DALAM MEMBENTUK PERILAKU SOPAN SANTUN SISWA DENGAN NILAI KEARIFAN LOKAL DI SDN 2 MATA IE https://ejournal.bbg.ac.id/tunasbangsa/article/view/3347 <p>Perilaku sopan santun merupakan bagian dari pembentukan karakter yang mencerminkan jati diri peserta didik, terutama dalam budaya masyarakat Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan adab. namun, dalam praktiknya, pembentukan perilaku sopan santun di sekolah sering menghadapi berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya permasalahan dalam membentuk perilaku sopan santun dengan nilai kearifan lokal pada siswa di SDN 2 Mata Ie Kabupaten Aceh Besar serta untuk mendeskripsikan upaya guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap dua orang guru yang terdiri dari guru kelas IV dan guru kelas V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menghadapi berbagai problematika, seperti keterbatasan waktu dalam memantau perilaku non-akademik, ketidakkonsistenan penguatan nilai sopan santun, dan rendahnya kesadaran siswa terhadap pentingnya adab. Faktor utama yang memperkuat tantangan ini berasal dari luar sekolah, seperti minimnya peran keluarga dalam membiasakan nilai-nilai kesopanan, pengaruh pergaulan, serta penggunaan teknologi tanpa pengawasan, temuan lain upaya yang dapat dilakukan guru yaitu membentuk karakter siswa melalui pembiasaan, nasihat, sanksi edukatif, dan kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat.<br><br><br><em><strong>Abstract</strong></em><br><em>Polite behavior is an integral part of character development that reflects the identity of students, especially within Acehnese society, which highly upholds cultural and moral values. However, in practice, fostering polite behavior in schools often faces various challenges. This study aims to identify the problems faced by teachers and the factors contributing to these challenges in shaping polite behavior based on local wisdom values among students at SDN 2 Mata Ie, Aceh Besar District. It also seeks to describe the efforts made by teachers to overcome these obstacles. This research employs&nbsp; a phenomenological approach. Data were collected through interviews with two homeroom teachers of Grade IV and Grade V. The findings reveal that teachers encounter several issues, such as limited time to monitor students’ non-academic behavior, inconsistency in reinforcing polite behavior, and low student awareness of the importance of manners. The primary factors that intensify these challenges originate outside the school, such as the lack of family involvement in instilling polite values, peer influence, and unsupervised use of technology. Other findings suggest that teachers can foster students' character through routine habituation, advice, educational sanctions, and collaboration with parents and the community.</em></p> Martines Martines Agus Kistian Copyright (c) 2025 Jurnal Tunas Bangsa 2025-08-30 2025-08-30 12 2 87 100 10.46244/tunasbangsa.v12i2.3347