PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN PENGUKURAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KUTA BARO
Abstract
Pembelajaran quantum learning adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan karena guru mengubah segala sesuatu yang ada disekelilingnya sehingga siswa bergairah belajar. permasalahan dalam penelitian ini adalah :1.Bagaimana peningkatan hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 kuta Baro dengan menerapkan model Quantum learning menggunakan alat peraga. 2.Bagaimana aktifitas guru dan siswa pada proses belajar mengajar dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan alat peraga pada materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro.3.Bagaimana keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model Quantum learning menggunakan alat peraga pada materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro.4.Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model Quantum Learning dengan menggunakan alat peraga pada materi Suhu dan Pengukuran di Kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kuta Baro yang berlokasi di Jalan Blang Bintang lama KM. 11,5 Kuta Baro Aceh Besar, mulai tanggal 15 September 2012 sampai dengan 29 September 2012. Untuk penelitian ini yang dijadikan subjek adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kuta Baro Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 26 orang. Selanjutnya, objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fisika kelas VII1 pada pokok bahasan suhu dan pengukuran dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan alat peraga di SMP Negeri 1 Kuta Baro. Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, yaitu penelitian tindakan kelas, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk setiap kali pertemuan adalah mengikuti siklus rancangan tindakan kelas, yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi seperti pada siklus. Hasil tes belajar dengan menerapkan model Quantum Learning menggunakan alat peraga telah terjadi peningkatan nilai ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dari siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga. pada siklus pertama, ketuntasan individual 88,47% dan ketuntasan klasikal 60%. Pada siklus kedua, ketuntasan individual 92,30% dan ketuntasan klasikal 80%. Pada siklus ketiga, ketuntasan individual 96,15 dan ketuntasan klasikal 90%.
Downloads
References
Djamarah. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik Edisi V. Bandung : Tarsino.
Supiyanto. 2002. Fisika SMA XI. Jakarta : Erlangga.
M.M, Bob Foster. 1997. Fisika SMA Terpadu. Jakarta : Erlangga.
Mulyasa E. 2009. Praktik penelitian Tindakan kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Winkel, Winarno.2000.Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Suprijono Agus. 2009. Cooperative learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bobbi Deporter, Hernacki.2004. Quantum Learning. Bandung : Kaifa.
Sadiman, Arief S.2005. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada.
Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Arikunto, Suharsimi, dkk.1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: FKIP
UNSYIAH.
Sukarmin, wasis, dkk.2008. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama Kelas VII Edisi 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan.
PDF downloads: 224