MAKNA AFIKSASI DALAM ISTILAH PERKAWINAN BUDAYA GAYO

  • Harfiandi STKIP Bina Bangsa Getsempena
Keywords: Makna Leksikal, Makna Gramatikal, Makna Konotatif, Istilah Perkawinan Budaya Gayo.

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkanmakna afiksasi dalam istilah perkawinan budaya Gayo.Melalui pendekatan kualitatif, langkah awal yang dilakukan menggunakan metode simak dengan melibatkan teknik SLC, rekam, dan catat dalam mengumpulkan data. Langkah kedua menggunakan metode introspeksi yang membutuhkan penghayatan dalam penambahan data. Berdasarkan hasil penelitian,data makna afiksasi dalam istilah perkawinan budaya Gayo diperoleh sebanyak 14 bentuk. Data makna afiksasi diklasifikasikan dengan maknaleksikal, gramatikal, dan konotatif. Data makna leksikal melalui penggalan bentuk dasarmencakupdusun, genap, guru, angkap, gerbes, juel, salin, ralan, talo, tenes, kinte, pongot, tangke, dan tiron dari afiksasi. Data makna afiksasisecara gramatikalpada14 bentukadalahbedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, isalin, iralanen, munalo, munenes, munginte, pepongoten, telangke, dan teniron. Data makna afiksasiyang mempunyaikonotatifatas 11 bentuk,yaitubedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, iralanen, munalo, munenes, pepongoten, dan  telangke.

Abstract

This research aims to conduct the affixationmeaningon the term of Gayonesemarriage. This research was used a qualitative approach.In collecting the data there are some steps to do; the first stepis using a listening method with SLC technique, record technique, and note technique. The second step is using introspection method to add the data. Based on results of this study,it is found 14 forms of affixation meaning in term of Gayonese marriage. Theaffixation meaningis classified with lexical meaning, grammatical meaning, and connotative meaning. The affixation of lexical meaningbased on the lexeme includes dusun, genap, guru, angkap, gerbes, juel, salin, ralan, talo, tenes, kinte, pongot, tangke, and tiron. The affixation of grammatical meaningrelated to 14 forms abovewere bedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, isalin, iralanen, munalo, munenes, munginte, pepongoten, telangke, dan teniron. The affixation of  connotative meaningare namelybedusun, begenap, beguru, iangkap, igerbes, ijuelen, iralanen, munalo, munenes, pepongoten, and  telangke.

 

Keywords:Lexical Meaning, Grammatical Meaning, Connotative Meaning, The Term Of

GayoneseMarriage

 

References

Chaer, A. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta.

--------. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Parera, J. D. 2004. Teori Semantik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rahardi, R.K. 2006. Dimensi-dimensi Kebahasaan. Jakarta: Erlangga.

--------. 2010. Sosiolinguistik Kode dan Alih Kode. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Rakhmat, J. 2001. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ramlan. 1997. Morfologi. Yogyakarta: Karyono.

Sudaryanto. 1988. Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sulaiman, B. dkk. 1988. Tata Bahasa Gayo. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Verhaar, J.W.M. 1999. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wahyu, W. 2011. Lingusitik Fenomenologis. Jakarta: Bidik-Phronesis Publishing.
Article Metrics
Abstract views: 56
pdf downloads: 89
Published
2018-07-31
How to Cite
Harfiandi. (2018). MAKNA AFIKSASI DALAM ISTILAH PERKAWINAN BUDAYA GAYO. Jurnal Metamorfosa , 6(2), 142-151. Retrieved from https://ejournal.bbg.ac.id/metamorfosa/article/view/226
Section
Articles